Jumat, 24 Juni 2016

Alquran dan Sains: Bagaimana Cara Semut Berkomunikasi


Alquran dan Sains: Bagaimana Cara Semut Berkomunikasi

Berita Islam 24H - Berdasarkan penjelasan dari Alquran surat An Naml ayat 18 yang berbunyi, "Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari," (Qs: 27: 18).

Ayat tersebut menceritakan disaat Nabi Sulaiman AS akan melewati koloni semut, dan para semut tersebut berkomunikasi di antara para koloninya.

Dari ayat di atas, Alquran menjelaskan bahwa setiap hewan memiliki cara berkomunikasi yang tidak manusia sadari, seperti contohnya semut. Hanya saja karena pada saat itu, dan karena mukjizat yang dimilikinya, Nabi Sulaiman mampu mendengar dan mengerti apa yang diucapkan oleh semut-semut tersebut.

Hal tersebut tampaknya menjadi kerangka berfikir dari para ilmuwan modern tentang bagaimana semut-semut tersebut berinteraksi. Seperti dilansir dari Miracle of The Quran, Jumat (24/62016), semut memiliki kehidupan sosial yang teratur dan sebagai kebutuhan dari kehidupannya, memiliki cara komunikasi yang kompleks.

Semut-semut tersebut memiliki sensor di kepalanya yang memiliki muatan kimia dan sinyal visual yang dikirimkan dan dikenali kepada jutaan koloni semut lainnya. Otaknya sendiri memiliki setengah juta sel saraf yang terhubung ke mata majemuk, dan antena yang befungsi sebagai hidung dan alat peraba.

Bahkan jika kita sadari semut memiliki beraneka macam metode untuk berkomunikasi dengan sensor yang sangat sensitifnya. Mereka menggunakan organ tersebut setiap saat untuk menemukan sumber makanan dan menemukan koloni lainnya.

Reaksi dalam berkomunikasi yang dimiliki semut dapat dikategorikan sebagai alarm, perekrutan, dandan, pertukaran cairan oral dan anal, efek kelompok, pengakuan, dan penentuan kasta.

Cara berkomunikasi semut tersebut berada pada tingkat kimiawi yang dikenal sebagai feromon, yakni senyawa kimia yang dirasakan oleh bau dan disekresikan oleh kelenjar internal. Selain itu, mereka memainkan peran paling penting dalam mengorganisir masyarakat semut.

Ketika seekor semut mengeluarkan feromon, semut lainnya menerimanya dengan cara bau atau rasa dan sepatutnya akan merespon. Penelitian feromon semut telah mengungkapkan bahwa semua sinyal yang dipancarkan sesuai dengan kebutuhan koloni. Selain itu, intensitas feromon yang dipancarkan juga bervariasi sesuai dengan urgensi situasi.

Hal tersebut memberikan penjelasan bahwa Alquran menekankan fakta ini 1.400 tahun yang lalu, saat tidak ada pengetahuan tentang semut yang menjadi salah satu dari keajaiban ilmiah. [beritaislam24h.com / ozc]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar